BERITA QA&TESTING Pentingnya White Box Dan Black Box Dalam Testing

Pentingnya White Box Dan Black Box Dalam Testing

Oleh Fauzia Eka Setianingrum | Rabu, 30 September 2020

Pentingnya White Box Dan Black Box Dalam Testing

Manakah yang lebih penting white box atau black box bagaimana menurut kalian ? Lalu Kapan kita menggunakannya serta mengapa kita menggunakanya apakah kita hanya perlu melakukan white box testing saja atau kah black box testing saja.

Aktivitas di kantor membosankan?
Karyawan engangement kurang?
GAMIFIKASI-IN aja!

Ciptakan lingkungan belajar yang lebih MENYENANGKAN dengan GAME-BASED LEARNING!

Daftar Isi Artikel

 Untuk mengetahui apakah software yang dibuat, berfungsi dengan baik dan benar, maka dibutuhkanya suatu metode pengujian yaitu Software Testing. Tanpa adanya software testing, kita tidak dapat mengetahui apakah sebuah software sudah memenuhi semua kriteria yang dibutuhkan untuk user. Software testing sendiri dilakukan berdasarkan SDLC (Software Development Life Cycle), dengan kata lain kita melakukan eksekusi program dan selama proses yang dilakukan, memungkinkan kita untuk menemukan kesalahan atau error. 

Terdapat dua metode pengujian yang dapat dilakukan untuk memastikan sistem sudah memenuhi semua kriteria yang dibutuhkan untuk user, yaitu White Box Testing dan Black Box Testing. Lalu, apasih yang dimaksud dengan kedua meetode tersebut dan bagaimanakah tekniknya ?  Yuk simak bersama-sama.

White Box Testing

White box testing adalah suatu pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara procedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian. White box ini lebih fokus pada pengujian aset dan kode internal.

Pengujian dilakukan berdasarkan bagaimana suatu software menghasilkan output dari input . Pengujian ini dilakukan berdasarkan kode program.  Disebut juga struktural testing atau glass box testing

 Teknik Pengujian White Box :

Adapun tahapan dalam pengujian white box sebagai berikut :

  • Basis Path Testing. Merupakan metode yang memungkinkan perancang testcase untuk membuat pengukuran kompleksitas logikal dari rancangan prosedural dan menggunakan pengukuran ini sebagai panduan untuk mendefinisikan himpunan basis dari jalur eksekusi. 
  • Flow Graph. Merupakan notasi sederhana untuk merepresentasi control flow.
  • Cyclomatic complexity . Yaitu metric software yang menyediakan ukuran kuantitatif dari kompleksitas logikal program.  Yang digunakan untuk mengetahui jumlah jalur yang perlu dicari.

 Kelebihan White Box Testing

  • Kesalahan logika. Digunakan pada sintaks ‘if’ dan pengulangan. Dimana White Box Testing akan mendeteksi kondisi-kondisi yang tidak sesuai dan mendeteksi kapan proses pengulangan akan berhenti. Ketidaksesuaian asumsi. 
  • Menampilkan asumsi yang tidak sesuai dengan kenyataan, untuk di analisa dan diperbaiki.
  • Kesalahan ketik. Mendeteksi bahasa pemrograman yang bersifat case sensitive.

 Kelemahan White Box Testing

Untuk perangkat lunak yang tergolong besar, White Box Testing dianggap sebagai strategi yang tergolong boros, karena akan melibatkan sumber daya yang besar untuk melakukannya.

Baca Juga : Pentingnya Quality Assurance Dalam Siklus Pembuatan Game

Black Box Testing

Black box testing adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Black-box Testing ini lebih menguji ke Tampilan Luar (Interface) dari suatu aplikasi agar mudah digunakan oleh Customer. Pengujian ini tidak melihat dan menguji souce code program. Black-box Testing bekerja dengan mengabaikan struktur control sehingga perhatianya hanya terfokus pada informasi domain.

Teknik Pengujian Black Box :

Adapun tahapan dalam pengujian bleck box sebagai berikut :

  • Equivalence Partitioning. Dengan melakukan partition atau pembagian menjadi beberapa partisi dari input data.
  • Boundary Value Analysis. Teknik ini lebih fokus kepada boundary, dimana adakah error dari luar atau sisi dalam software, minimum, maupun maximum nilai dari error yang didapat.
  • Fuzzing. Merupakan teknik untuk mencari bug / gangguan dari software dengan menggunakan injeksi data yang terbilang cacat ataupun sesi semi-otomatis.
  • Cause-Effect Graph. Teknik testing dimana menggunakan graphic sebagai pacuannya. Dimana dalam grafik ini menggambarkan relasi diantara efek dan penyebab dari error tersebut.
  • Orthogonal Array Testong. Dapat digunakan jika input domain yang relatif terbilang kecil ukurannya, tetapi cukup berat untuk digunakan dalam skala besar.
  • All Pair Testing. Tujuannya testing ini adalah memiliki pasangan test case yang mencakup semua pasangan tersebut.
  • State Transition. Testing ini berguna untuk melakukan pengetesan terhadap kondisi dari mesin dan navigasi dari UI dalam bentuk grafik.

Kelebihan Black Box Testing

  • Spesifikasi program dapat ditentukan di awal
  • Dapat digunakan untuk menilai konsistensi program
  • Testing dilakukan berdasarkan spesifikasi
  • Tidak perlu melihat kode program secara detail

Kekurangan Black Box Testing

 Bila spesifikasi program yang dibuat kurang jelas dan ringkas, maka akan sulit membuat dokumentasi setepat mungkin.

Sumber :

 


Fauzia Eka Setianingrum

Fauzia Eka Setianingrum

Rabu, 30 September 2020

ARTIKEL TERKAIT

Magang lebih mudah dan bisa dilakukan dari mana saja dengan Program Magang Online Gamelab. Magang Bersertifikat, plus Pelatihan!

DAFTAR MAGANG

ARTIKEL POPULER

KATEGORI