Ruangan ekstrakurikuler coding dipenuhi dengan keceriaan dan semangat. Para siswa-siswi memadati ruangan, duduk di depan komputer mereka masing-masing dengan wajah yang fokus namun berbinar-binar. Suasana ramai namun terarah, diiringi dengan suara ketukan keyboard yang ritmis dan sesekali tawa kecil ketika mereka berhasil menyelesaikan sebuah program.
Mungkin dulu coding identik dengan aktivitas orang dewasa, seperti programmer, software engineer, atau game developer. Namun, kini paradigma tersebut mulai bergeser. Coding tak lagi menjadi hal yang eksklusif bagi orang dewasa, tetapi juga diminati oleh anak-anak sekolah dasar.
Fenomena tersebut tercermin lewat ekstrakurikuler coding yang diusung oleh SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga. Lewat kegiatan ini, para siswa-siswi mendapat bimbingan penuh oleh Kak Huda (trainer dari Gamelab Indonesia). Menariknya, jumlah siswa-siswi yang ikut ekstrakurikuler ini lebih dari 10 peserta sehingga terbagi sesi 1 untuk kelas 1-3 SD, lalu sesi 2 bagi kelas 4-5 SD.
Belajar Coding dengan Scratch
Platform yang dipilih oleh Gamelab Indonesia untuk belajar coding bersama siswa-siswi SD Kristen 03 Eben Haezer adalah Scracth. Dikarenakan Scratch memiliki antarmuka yang menarik dan mudah digunakan, sehingga anak-anak dapat belajar coding dengan cara yang menyenangkan dan tidak membosankan. Selain itu, platform tersebut memudahkan anak-anak untuk memahami konsep dasar pemrograman tanpa harus menulis kode yang rumit.
Dengan Scratch, anak-anak dapat membuat berbagai proyek menarik, seperti game, animasi, cerita interaktif, dan masih banyak lagi. Proses pembuatan proyek ini tentunya akan memberikan dampak positif bagi anak-anak. Misalnya membantu mereka untuk mengembangkan berbagai keterampilan penting, seperti berpikir logis, memecahkan masalah, dan bekerja sama.
Oleh karena itu, belajar coding dengan Scratch merupakan pilihan yang tepat untuk siswa SD. Sebab, platform ini menawarkan berbagai manfaat bagi anak-anak, baik dalam hal pengembangan keterampilan maupun karakter. Maka, harapannya, melalui Scratch setiap siswa bisa terdorong untuk terus berkarya dan berinovasi.
Dampak Positif untuk Anak Setelah Belajar Coding
Secara keseluruhan, belajar coding memberikan banyak dampak yang positif bagi siswa SD, baik dalam hal akademis maupun non-akademis. Entah itu berpikir logis, memecahkan masalah, maupun meningkatkan kreativitas serta inovasi mereka. Akan tetapi, yang terpenting adalah, coding dapat membantu mengembangkan kemampuan komunikasi, kolaborasi, dan literasi digital siswa.
Manfaat lain dari belajar coding adalah mempersiapkan siswa untuk masa depan. Di era digital, kemampuan coding sangatlah penting untuk berbagai bidang pekerjaan. Maka dengan belajar coding sejak dini, siswa akan memiliki peluang yang lebih besar untuk berkarya dan berinovasi di masa depan.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk mendukung minat siswa terhadap coding. Dengan menyediakan akses dan bimbingan yang tepat, siswa dapat mengembangkan berbagai keterampilan penting yang akan membantu mereka sukses di masa depan. Jadi, coding bukan hanya tentang belajar komputer, tetapi membuka gerbang kreativitas dan inovasi bagi generasi penerus bangsa.
Tentang SD Kristen 03 Eben Haezer
SD Kristen 03 Eben Haezer terletak di Jalan Jendral Sudirman No.111 B, RT 1/RW 1 Kutowinangun kidul, Gendongan, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah. Lebih tepatnya berada di belakang GKI (Gereja Kristen Indonesia) Salatiga. Sebagai tambahan informasi, sekolah tersebut kini juga sudah memiliki nilai akreditasi A dan beberapa kali telah menjuarai banyak perlombaan seperti Salatiga Cup.
Baca Juga : Tips Praktis! Mempelajari Coding untuk Pemula
Tentang PT. Educa Sisfomedia Indonesia
PT. Educa Sisfomedia Indonesia adalah industri yang sudah beroperasi selama 13 tahun. Saat ini industri tersebut memiliki tiga unit bisnis yakni Gamelab Indonesia, Educa Studio, dan Educa Academy. Ketiga bisnis tersebut memiliki visi yang sejalan terkait memajukan pendidikan di Indonesia dengan bantuan teknologi digital.
Gamelab Indonesia adalah sebuah lembaga pelatihan yang dikhususkan untuk siswa SMK dan mahasiswa. Beberapa program yang diciptakan meliputi Magang/PKL, Prakerja, Kelas Industri, Teacher Factory (TeFa), Ekskul, Uji Kompetensi Keahlian (UKK), dan Bootcamp. Sementara itu, Educa Studio berperan untuk menciptakan permainan digital dan animasi edukatif seperti Marbel (Mari Belajar), Kabi (Kisah Teladan Nabi), Kolak (Lagu Anak Indonesia), dan Riri Cerita Anak Interaktif. Lalu, Educa Academy merupakan wadah diskusi dan upskill para guru se-Indonesia.
Sebagai solusi untuk meningkatkan skill digital siswa sejak dini, Gamelab Indonesia menghadirkan program Ekskul yang seru dan edukatif. Ekskul Gamelab Indonesia dirancang khusus untuk siswa SD hingga SMA, dengan fokus pada pembelajaran coding dan pengembangan game. Jika ingin konsultasi terkait program tersebut, silahkan hubungi di sini ya.