GAMELAB mengadakan pelatihan AI untuk kepala sekolah wilayah Jawa Tengah yang bertajuk "Implementasi AI untuk Pendidikan Vokasi" pada 3 Juni 2025 di MG Setos, Kota Semarang.
Pelatihan ini disambut baik dan didukung penuh oleh Direktur Sekolah Menengah Kejuruan Dr. Arie Wibowo K., S.Si., M.Ak. dan bidang SMK Dinas Pendidikan dam Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Frans Aminto Kurniawan, S.H. Lalu, Direktur PT. Educa Sisfomedia Indonesia Ir. Andi Taru, S.Kom., M.Cs. dan CEO GAMELAB Septi Yuliana S.Ds. juga turut hadir dalam acara tersebut.
Pelatihan AI ini merupakan bentuk komitmen GAMELAB dalam optimisasi pendidikan terkhusus vokasi. Maka, dalam hal ini, guru dan kepala sekolah perlu dibekali terlebih dahulu sebab mereka memiliki peran strategis dalam memutuskan arah kebijakan, termasuk dalam mengadopsi teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.
Dengan demikian, para guru dan kepala sekolah dapat mengimpementasikan AI dalam ranah manajerial dan operasional sekolah dan mendukung transformasi digital sekolah secara efektif.
Mengapa AI Penting untuk Pendidikan Vokasi?
Kecerdasan buatan (AI) kini semakin berkembang. Bahkan, dunia industri juga sudah menerapkan AI dalam banyak proses produksi. Merujuk pada laporan berjudul 'Masa Depan Pekerjaan 2025' yang diterbitkan oleh World Economic Forum (WEC), bahwa kebutuhan pekerja seperti AI, big data, dan keamanan siber akan meningkat.
Maka dari itu pendidikan vokasi mesti segera beradaptasi agar lulusan SMK bisa memenuhi standar kebutuhan industri. Di sisi lain, pembelajaran vokasi juga merupakan pembelajaran yang disiapkan untuk dunia kerja. Jadi, agar lulusan siap bekerja, guru dan kepala sekolah yang hadir ini perlu diberikan pelatihan konkret terlebih dahulu.
Arie Wibowo, dalam sambutannya menyampaikan bahwa, kepala sekolah memiliki kewajiban untuk membuat perencanaan peningkatan kualitas guru kejuruan secara sistematis dan bergantian setiap tahunnya. Sebab tanpa upaya peningkatan ini, kualitas lulusan akan jauh dari harapan.
''Oleh karena itu, berkewajiban pada Ibu dan Bapak kepala sekolah harus punya perencanaan bagaimana meningkatkan guru kejuran kita secara sistematis dan bergantian untuk setiap tahunnya meng-upgrade dirinya. Tanpa itu semua, tentu kualitas anak-anak kita sangat jauh dari apa yang kita harapankan. Jadi, gunakanlah pengetahuan Bapak dan Ibu sekalian tentang manajemen sumber daya manusia atau human capital," jelasnya.
Sementara itu, Frans Aminto Kurniawan berharap, bahwa kegiatan pelatihan ini dapat memberikan pemahaman kepada guru dan kepala sekolah. Pertama, pemahaman yang memungkinkan mereka merancang dan membangun strategi pengelolaan sekolah yang efektif. Kedua, pemahaman tentang pemanfaatan artificial intelligence.
Dengan demikian, pendidikan vokasi tidak hanya menyiapkan siswa untuk pekerjaan yang ada, tetapi juga untuk pekerjaan yang akan datang, di mana kemampuan beradaptasi dan berinovasi dengan teknologi seperti AI menjadi sangat krusial di masa-masa sekarang.
AI sebagai Keniscayaan dalam Pendidikan Vokasi
Kehadiran AI dalam dunia pendidikan, khususnya vokasi, bukanlah pilihan melainkan sebuah keniscayaan. Perkembangan teknologi selalu menghadirkan tantangan sekaligus peluang, dan AI adalah contoh nyata dari fenomena ini.
"Setiap teknologi baru selalu ditentang, dianggap berbahaya dan tidak natural. Walau pada akhirnya menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Dan yang tidak beradaptasi akhirnya mati," kata Andi Taru. Tentu pandangan ini menegaskan bahwa penolakan terhadap inovasi teknologi adalah hal yang lumrah, namun pada akhirnya, teknologi akan menemukan jalannya untuk terintegrasi dalam kehidupan.
Maka, bagi mereka yang enggan beradaptasi akan tertinggal, dan ini berlaku juga untuk pendidikan vokasi di mana penyesuaian terhadap teknologi AI akan menentukan relevansi dan keberlanjutan lulusannya di pasar kerja.
Hal ini pun senada dengan atas apa yang disampaikan oleh Septi Yuliana bahwa sekolah menengah kejuruan harus mengambil peran aktif. "Sebagai sekolah menengah kejuruan yang siap kerja, siap teknologi, dan siap berinovasi. Kita tidak bisa menutup mata atas kehadiran AI melainkan kita harus menjadikannya sebagai peluang sebagai alat di mana nantinya bisa membantu kita dalam mendesain pendidikan vokasi yang adaptif dan efisien," terangnya Septi Yuliana.
Baca Juga : Gamelab Indonesia Turut Hadir dalam Forum Perangkat Daerah Rencana Kerja BRIDA Tahun 2025
Tentang GAMELAB Vokasinergi
GAMELAB Vokasinergi ini merupakan bentuk komitmen dan perhatian khusus terhadap pendidikan vokasi dalam menjawab tantangan zaman dan memenuhi kebutuhan industri yang terus berkembang.
Maka, melalui program ini, GAMELAB mendorong terjadinya sinergi antara dunia pendidikan dan dunia kerja agar lulusan vokasi tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang sesuai dengan kebutuhan lapangan atau industri. Di samping itu, GAMELAB Vokasinergi juga sebagai upaya konkret untuk mempercepat transformasi digital di lingkungan pendidikan vokasi yang masih tertinggal jauh.
Jadi, dengan melibatkan kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidik lainnya, program ini diharapkan mampu memperkuat ekosistem pembelajaran yang adaptif, kolaboratif, dan relevan dengan perkembangan teknologi. Penasaran dengan GAMELAB Vokasinergi selanjutnya di kota mana? Pantau terus dalam sosial media kami di sini!