Baru-baru ini, sebuah studi telah mengungkapkan hal yang cukup mengejutkan tentang video game. Studi tersebut meneliti hubungan antara game atau permainan dengan kecerdasan seseorang.
Studi mengatakan bahwa game ternyata dapat mempertajam kemampuan kognitif seseorang. Tentu saja, jika ini benar maka dapat mengatasi kekhawatiran masyarakat umum yang menganggap bahwa game selalu memiliki pengaruh buruk.
Benarkah Game Membuat Pintar?
Tidak sedikit masyarakat secara umum yang memiliki anggapan bahwa game di laptop, komputer atau smartphone memiliki pengaruh negatif. Ini karena game dapat membuat seseorang menjadi lupa waktu, malas dan bahkan antisosial karena sibuk dengan game.
Pada titik tertentu, kekhawatiran masyarakat tentang game ini memang benar adanya. Terutama jika pemain atau orang yang bermain game itu kemudian melupakan kehidupan nyatanya. Tapi studi tetap dibutuhkan untuk mengungkap seberapa besar efek negatifnya sebuah game.
Kekhawatiran seperti inilah yang membuat para ilmuwan merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh. Mereka lebih penasaran terhadap efek positif game terhadap kepintaran seseorang.
.jpg?1674027747207)
Efek Game pada Kemampuan Otak
Hingga saat ini, game atau aplikasi ‘asah otak’ masih dianggap sebagai cara yang efektif dan mudah untuk meningkatkan kemampuan kognitif. Dengan memainkan game teka-teki, game ingatan (memory) dan sejenisnya memang dapat mengasah kemampuan otak.
Di awal permainan, mungkin otak akan membutuhkan waktu untuk menyelesaikan permainan. Tapi, seiring dengan waktu, kemampuan otak akan semakin bertambah dalam menyelesaikan game sejenis.
Ini adalah bukti bahwa kemampuan otak dalam bidang tersebut akan meningkat. Tidak hanya itu, secara teori, kecerdasan umum juga akan turut meningkat.
Sedangkan berdasarkan perspektif penelitian, yang menjadi fokus utama dari para ilmuwan adalah efek yang dihasilkan dari sebuah game. Apakah dapat meningkatkan keterampilan pada game tertentu atau menghasilkan peningkatan kognitif yang lebih luas.
Ilmuwan pun membuat perbedaan antara efek terjauh dan efek terdekat yang dihasilkan dari bermain game. Efek dekatnya seperti apakah bermain satu game memori atau teka-teki dapat meningkatkan kemampuan pada game memori lainnya.
Adapun untuk efek jauhnya adalah apakah bermain game tersebut dapat menghasilkan perbaikan dan meningkatkan kecerdasan atau kemampuan kognitif.
.jpg?1674027760295)
Efek Game Berdasarkan Durasi
Pada tahun 2020 yang lalu, beberapa peneliti dari Institut Karolinska di Swedia melihat data 9.000 anak-anak di Amerika. Mereka menemukan fakta menarik yang dapat mengatasi kekhawatiran masyarakat selama ini.
Anak-anak usia antara 9 - 10 tahun yang bermain video game dengan durasi waktu di atas rata-rata, tidak ada perbedaan kecerdasan dengan anak yang bermain game dalam waktu yang lebih sedikit.
Untuk menguatkan data sebelumnya, para peneliti kemudian melibatkan sekitar 5.000 anak-anak dengan waktu penelitian selama dua tahun. Hasilnya cukup mengejutkan bahwa anak usia 12 tahun yang bermain video game memiliki 2,5 poin IQ lebih banyak daripada biasanya.
Penelitian lain di tahun 2020 dengan target orang dewasa usia antara 60 hingga 80 tahun juga menyimpulkan hal menarik. Hasilnya, mereka yang bermain game seperti Super Mario 3D World atau Angry Birds memiliki peningkatan memori selama empat minggu.
Penelitian Lebih Lanjut
Memang, penelitian menunjukkan bahwa orang yang bermain game memiliki peningkatan kemampuan kognitif. Hanya saja, para ilmuwan masih belum memahami kenapa hal ini bisa terjadi.
Di sisi lain, walau ada beberapa temuan yang cukup menjanjikan tentang hubungan antara game dan kecerdasan atau kepintaran, tapi hal tersebut masih belum cukup. Artinya, masih dibutuhkan bukti lagi untuk memberikan dukungan klaim yang mengatakan video game dapat membuat seseorang menjadi lebih pintar.
.jpg?1674027771940)
Hanya saja, paling tidak sudah ada bukti kuat bahwa bermain game tidak akan membuat otak atau pikiran menjadi lemah (maladaptif). Ini dapat menjadi pembanding dengan anggapan yang selama ini beredar di tengah masyarakat.
Baca Juga : Toge Productions dan Mojiken Studio: Kisah Kesuksesan Studio Game Indonesia yang Menggebrak Dunia!
Penutup
Ternyata walau dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara game dan kecerdasan, tapi setidaknya game terbukti tidak menurunkan kemampuan otak. Terlebih, jika kamu tidak hanya sekedar bermain game, melainkan membuat game.
Ya, selain memilih menjadi pemain game, kamu juga dapat memilih menjadi game developer. Buat kamu yang menyukai game, kamu cocok untuk menjadi game developer. Siapa tahu, suatu saat nanti kamu dapat menjadi game developer terkenal.
Tapi sebelum itu, kamu perlu mengikuti kelas Belajar Membuat Game Edukasi Menggunakan Construct. Ada juga kelas lainnya yang berhubungan dengan game developer. Klik link ini untuk melihat semua daftar kelas di GAMELAB.ID.
