BERITA UMUM Mengenal MDA Framework: Mechanics, Dynamics, dan Aesthetics

Mengenal MDA Framework: Mechanics, Dynamics, dan Aesthetics

Oleh Gamelab Indonesia | Selasa, 18 Februari 2020

Mengenal MDA Framework: Mechanics, Dynamics, dan Aesthetics

Setelah mengetahui elemen dasar gamifikasi pada artikel sebelumnya, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang MDA Framework ada game. Apa itu MDA Framework? Simak penjelasannya di artikel berikut ini.

Yuk, ikuti program inovatif MAGANG ONLINE untuk berbagai bidang seperti animasi, coding, 3D, illustrasi, musik dan bisnis hanya di GAMELAB.ID!

Yuk, belajar di GAMELAB ACADEMY, belajar kapan saja, di mana saja. Kurikulum berbasis industri. Dapatkan SERTIFIKAT ketika kamu sudah selesai!

Daftar Isi Artikel

Setelah mengetahui elemen dasar pada gamifikasi pada artikel sebelumnya, diartikel kali ini kita akan membahas tentang MDA Framework. Apa itu MDA Framework?

MDA Framework system

MDA Framework adalah sebuah metode yang digunakan untuk menganalisa game dengan memecahnya menjadi 3 komponen utamanya yaitu, Mekanisme (Mecahnics), Dinamika (Dynamics), dan Estetika (Aesthetis). Dari ketiga komponen tersebut kita dapat mengetahui aspek permainan, alur permainan, serta pengalamaan yang didapat pemain saat memainkan game tersebut. 

Mekaninisme (Mechanics)

Game Mechanics

Dalam hal ini mekanisme dalam sebuah game adalah komponen dasar yang berisi aturan dari game tersebut. Hal tersebut mencakup apa saja yang dilakukan oleh pemain, algoritma, dan struktur data pada game. Komponen ini dibuat oleh desainer game dan memiliki sifat yang konkrit, dimana komponen ini mampu membuat pemain untuk melakukan suatu aksi.

Memikirkan mekanisme permainan bagi seorang desainer game merupakan hal yang penting. Permainan haruslah memiliki jalur yang jelas dan mampu  mendorong pemain untuk berada di jalur yang diinginkan oleh desainer game. Pada tahap pembuatan dasar permainan ini seorang desiner game haruslah bekerja dengan detail agar jalur yang dibuat benar-benar dilewati oleh pemain. 

Beberapa komponen yang ada pada mekanisme ini adalah sebagai berikut:

  1. Genre dan Topik
    Banyaknya jenis genre  game membuat hal tersebut menjadi pertama yang harus di tentukan oleh seorang desainer game saat akan merancang game buatannya. Dengan menentukan genre dan topik pada game yang akan dirancang akan mempermudah desiner dalam membuat mekanisme game di dalamnya.
  2. Goal atau Tujuan
    Agar game yang dibuat menjadi lebih jelas arah dan tujuannya, maka perlu dipikirkan juga untuk tujuan dari game tersebut. Misalnya game tersebut dibuat untuk meningkatkan kemampuan mengingat pemainnya atau tujuannya untuk mengenalkan budaya dalam suatu perusahaan. Dengan tujuan yang jelas maka game yanag dihasilkan akan lebih maksimal dan informasi dapat tersampaikan pada pemain dengan lebih jelas.
    Tujuan yang sudah ditetapkan dari game tersebut mau tidak mau juga akan berpengaruh terhadap terget audience dari game yang nantinya akan dirancang. Misalnya untuk tujuan mengenalkan budaya pada perusahaan X, maka target audience nya yang utama adalah pegawai pada perusahaan tersebut yang terlibat langsung dengan perusahaan.
  3. Platform
    Pilihan platform untuk game tentunya sangat beragam. Terlebih lagi semakin berkembangnya teknologi saat ini, menyebabkansemakin bertambah banyaknya pilihan platform yang dapat digunakan untuk game yang akan dirancang.
    Pemilihan platform yang akan digunakan pada game juga tidak bisa sembarangan. Setelah mengetahui genre dan tujuan dari game yang akan dirancang maka kita perlu untuk mengambil keputusan, platform manakah yang sesuai dengan genre dan tujuan dari game tersebut. Karena pilihan platform juga dapat berpengaruh terhadap keberhasilan dari game tersebut.
  4. Rating
    Ukuran rating dapat bermacam-macam, hal ini juga dapat disesuaikan dengan tujuan dari game dan target audience dari game yang dibuat. Sehingga game dapat dimainkan sesuai dengan seharusnya, tidak dimainkan oleh golongan usia yang berbeda.
  5. Level
     Leveling pada suatu game juga sangat banyak jenisnya, misal untuk contoh di atas, dimana kita akan membuat game untuk mengenalkan budaya sebuah perusahaan kepada pegawainya. Dalam game ini kita akan menggunakan level yang berupa rute cerita. Dimana pemain harus menyelesaikan beberapa rute dan pilihan cerita yang dipilihnya akan menentukan cerita pada level berikutnya hingga nanti akan mendapatkan akhir cerita yang berbeda tergantung rute yang diambilnya. 
    Dilain sisi juga terdapat leveling yang berupa level angka, dimana pemain harus menuju level berikutnya dengan menyelesaikan misi yang ada pada level sebelumnya. Dan masih banyak lagi untuk penerapan leveling pada game. 
  6. Konsep Art
    Setelah menentukan genre, tujuan, platform, rating, dan level, hal selanjutnya yanag perlu untuk dipikirkan adalah konsep art yang akan digunakan. Seperti yang kita ketahui untuk style art sangat banyak sekali jenisnya, mulai dari 2D art, 3D art, cartoon, anime dll. Seorang desainer game haruslah menentukan konsep art yang sesuai dengan komponen lainnya yang sudah di rancang sebelumnya.
    Misal untuk contoh di atas, dimana game di rancang untuk pegawai pada suatu perusahaan x. Maka Desainer game harus menentukan ilustrasi atau art yang cocok untuk genre game dan juga pemainnya, agar tujuan dari game yang dirancang dapat tersampaikan pada pemain.

Dinamika (Dynamics)

Game Dynamics

Komponen yang kedua adalah dinamika. Dalam hal ini dinamika dapat dideskripsikan sebagai gameplay. Komponen ini merupakan hasil interaksi antara mekanisme dan pemain yang ada pada game. Dinamika menentukan apa yang terjadi dengan player ketika mekanisme bekerja. 

Jika mekanisme tidak dapat terlihat oleh pemain, namun dapat mengarahkan pemain ke jalur permainan yang benar, maka berbeda dengan dinamika. Dinamika merupakan bagian dari mekanisme yang dapat dilihat oleh pemain. Hal ini seperti saat pemain menekan suatu tombol atau mengirim input ke permainan, sehingga hasilnya akan terlihat saat itu juga.

Beberapa komponen yang ada pada mekanisme ini adalah sebagai berikut:

  1. Storyline
    Setiap game pastinya memiliki alur cerita atau storyline. Hal tersebut dimaksudkan untuk membuat pemain ikut ke dalam alur cerita dari game yang sedang mereka mainkan. Selain itu storyline juga mempermudah pemain untuk memahami maksud dan tujuan dari permainan tersebut.
    Beberapa game memiliki alur cerita yang unik dan bahkan tidak masuk akal ataupun diluar nalar. Dengan storyline yang tidak biasa tersebut tentu akan menarik perhatian dari pemain untuk memainkan game tersebut hingga akhir karena rasa penasaran akan seperti apa akhir dari permainan tersebut.
  2. Karakter
    Selain cerita unik yang disajikan, ada juga karakter-karakter yang menjadi bagian pemanis dalam permainan. Karakter yang di gunakan dalam game seolah menjadi bagian dari pemain. Dengan desain karakter yang menarik dan memang sesuai, baik dengan genre maupun target audiencenya akan menambah nilai dari game tersebut.
    Meskipun karakter dalamsebuah permainan dapat menjadi nilai lebih, namun penggunaan karakter dalam beberapa permainan juga memiliki batasan-batasan tertentu. Tidak semua permainan selalu membutuhkan karakter disetiap permainannya, sehingga untuk penggunaan karakter sesuaikan dengan genre dan gameplay dalam dame tersebut.
  3. Kontrol Game
    Kontrol game menjadi salah satu hal yang penting juga dalam sebuah game. Terkadang terdapat game dengan gameplay yang menarik, karakter yang indah, namun kontrol game yang terlalu rumit sehingga membuat pemain bosan dan menyerah. Sehingga perlu dirancang agar kontrol game tetap mudah unutk dilakukan oleh pemain.
  4. Challenge
    Sebuah permianan tidak akan lengkap tanpa sebuah tantangan. Tantangan dalam game merupakan poin utama yang harus dilakukan oleh pemain. Dengan menyelesaikan tantangan dalam game pemain akan mendapatkan beberapa keuntungan seperti poin, naik level, maupun skill tertentu dari tantangan tersebut.
    Sudah dipastikan disetiap game memiliki tantangan yang harus di selesaikan oleh pemainnya. Desainer game harus merancang tantangan yang akan dimasukkan ke dalam game sesuai dengan tujuan dan target audiencenya.
  5. Game Rules
    Yang terakhir adalah peraturan permainan. Dalam setiap permainan atau game tentunya memiliki aturan yang yang harus dijalankan oleh pemainnya. Dengan adanya aturan tersebut akan membantu pemain untuk menyelesaikan misinya hingga akhir. Sehingga aturan yang dibuat haruslah jelas dan tidak memiliki makna ganda sehingga pemain dengan mudah memahami maksud dari aturan permainan tersebut.

Baca artikel lainnya: Gamifikasi Manajemen Sumber Daya Melalui Game Simulasi


Baca Juga : Belajar Bikin Game Makin Mudah dengan Cicilan Mahasiswa

Estetika (Aesthetics)

Game Aesthetics

Komponen yang terakhir adalah Aesthetics atau estetika. Estetika berhubungan dengan respon pemain terhadap dinamika suatu permainan. Berhubungan dengan emosi yang akan di hasilkan oleh pemain saat memainkan game tersebut. Estetika bersifat abstrak dan respon emosional yang diinginkan oleh pemain, dimana setiap pemain akan memiliki respon berbeda terhadap game yang dimainkan. 

Estetika memiliki beberapa komponen yang akan berpengaruh terhadap perancanagan game yang akan dibuat, setidaknya ada 8 komponen yang perlu kita ketahui sebagai berikut ini:

  1. Sensation
    Sensation adalah respon pemain terhadap sesuatu yang sama sekali asing bagi mereka atau respon terhadap indera pemain. Seperti saat pemain baru pertama kali memainkan sebuah genre game atau game dengan kontrol yang cukup rumit hal tersebut akan berpengaruh terhadap sensasi yang mereka rasakan.
  2. Fantasy
    Pada komponen ini merupakan kesan pemain terperangkap dalam dunia imajiner dan terikat pada sesuatu atau hal-hal yang kemudian mereka percaya itu ada. Sehingga hal tersebut bisa dampak pada dunia nyata, pemain bisa saja mempercayai apa  yang ia lihat pada game tersebut.
  3. Narrative
    Narasi disini merupakan komponen yang penting, karena dalam hal ini dramatisasi yang berkembang dari plot akan mendorong permainan untuk terus kembali bermain dan mencari tahu akhir dari permainan. Membuat komponen ini menjadi menonjol rupanya tidak mudah, pengembang perlu terhubung secara secara mental dengan pemain. 
  4. Challenge
    Tantangan disini pemain memiliki perasaan ingin menguasai sesuatu sehingga pemain harus melakukan problemsolving terhadap tatangan yang akan dihadapi. Seperti pada sebuah game dimana pemain menyelesaikan sebuah level, namun ia merasa kurang dan terus menerus memainkan game tersebut untuk menyelesaikan seluruh level yang ada.
  5. Fellowship
    Fellowship atau persekutuan bisa terbentuk saat pemain secara aktif menjadi bagian dari tim tersebut. Bisa disebut sebagai interaksi pemain dengan pemain lainnya. Hal ini biasanya dapat dilakukan pada permainan multi-player yang saat ini banyak berkembang. Fellowship dapat meningkatkan hubungan pemain dan dapat berkembang dengan sangat baik dan menguntungkan bagi para pemain. Dengan menggunakan tim yang sudah memiliki hubungan erat  tergantung pada komunikasi dan koneksi diantara anggota tim.
  6. Discovery
    Dicovery ini biasanya didorong oleh kebutuhan pemain untuk mengekplorasi scene permainan. Pemain harus melakukan eksplorasi pada scene game untuk menemukan item yang diminta pada permainan. Sehingga pemain akan menemukan hal-hal baru dari eksplorasi yang ia lakukan tersebut.
  7. Expression
    Expression disini adalah kreativitas pemain sebagai bentuk eskpresi dirinya pada permainan tersebut. Ketika pemain bermain mereka akan menggunakankreativitasnya untuk meninggalkan jejak mereka. Seperti misalnya pada beberapa game memerlukan penciptaan karakter atau custom character, pada tahap itu pemain akan mengekspresikan dirinya dengan menciptakan karakter sesuai dengan keinginan dan imajinasinya.
  8. Submission
    Submission atau penghabisan waktu, dimana pemain dapat bersantai dan tidak berpikir keras. Meskipun dalam permainan, pemain dibatasi oleh mekanisme, tetapi pemain menyukai hal tersebut. Namun ada saatnya bagi pemain untuk bersantai dan tidak melakukan apapun pada saat memainkan game. Hal ini memang sulit untuk diprediksi karena jeda tersebut bisa muncul kapan saja, seperti saat kita sedang menunggu tanaman padi kita tumbuh diladang dan semua environment yang kit apakai sedang mengerjakan tugasnya, yang bisa kita lakukan adalah menunggu.

Komponen estetika di atas dapat terjadi secara berbeda pada setiap pemain. Oleh karena itu, desainer game harus fokus saat menyusun mekanisme game agar respon emosional yang diinginkan oleh pemain terjadi.

Pada beberapa game mungkin saja hal ini akan berbeda, tergantung bagaimana kita menentukan komponen-komponen tersebut. Sekian artikel kali ini, semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua.

 


Sumber:

  • j-ptiik.ub.ac.id
  • gamasutra.com


Baca artikel menarik lainnya:


Gamelab Indonesia

Gamelab Indonesia

Selasa, 18 Februari 2020

ARTIKEL TERKAIT

Magang lebih mudah dan bisa dilakukan dari mana saja dengan Program Magang Online Gamelab. Magang Bersertifikat, plus Pelatihan!

DAFTAR MAGANG

ARTIKEL POPULER

KATEGORI