Saat melamar kerja pada sebuah perusahaan tidak jarang kita akan diminta untuk menyertakan portofolio. Portofolio berguna bagi HRD atau pihak perusahaan untuk menilai sejauh apa kinerja kamu dan apakah sesuai dengan kebutuhan pada perusahaan tersebut. Namun, tahukah kalian mengapa lamaran kerja kalian tidak diterima oleh HRD? Bahkan dilirikpun tidak? Tentunya bukan karena portofolio kalian kurang banyak atau kurang tebal ya. Ada beberapa hal yang perlu kalian ketahui dalam menyajikan sebuah portofolio yang akan kalian berikan pada suatu perusahaan.
Pada artikel kali ini Tim Game Lab akan memberikan tips menyusun portofolio yang baik dan benar, menurut versi tim Game Lab. Yuk baca artikel ini sampai akhir ya!
Portofolio menggambarkan tentang dirimu
Sebuah portofolio sebenarnya merupakan gamabran dari diri kamu. Saat HRD atau pihak perusahaan ingin melihat atau menilai dirimu maka hal pertama yang akan mereka lakukan adalah memintamu untuk memberikan sebuah portofolio dan CV. Melalui portofolio ini juga lah HRD atau pihak perusahaan akan menilai seberapa besar kemampuanmu dan apakah relevan dan sesuai dengan standar di perusahaan tersebut.
Pertama yang harus kamu lakukan adalah membuat portofoliomu terlihat personal. Personalisasi portofoliomu atau buat portofoliomu ini terlihat seperti dirimu. Namun bukan semata-mata menunjukkan dirimu apa adanya. Tentunya kamu harus menunjukkan sisi terbaik dari dirimu, jangan melebih-lebihkan, cukup tunjukkan sisi terbaik dirimu. Tunjukkan hal unik dari diri kamu yang bisa kamu show up kepada perusahaan. Perusahaan harus tahu mengapa meraka tidak akan menyesal telah menerimamu sebagai salah satu anggota di perusahaannya.
Jika kamu sudah menemukan sisi terbaik dan terunik diri kamu sekarang saatnya bekerja untuk mulai membuat portofolio versi kamu.
Beri halaman intro tentang dirimu
Saat membuat sebuah portofolio, ada baiknya kalian ikut menyertakan CV atau Curriculum Vitae kalian di dalamnya. Meskipun beberapa perusahaan menginginkan bentuk CV yang standar, berada di selembar kertas berukuran a4. Tapi bagi kamu yang ingin berkecimpung di dunia industri kreatif, buang jauh-jauh pemikiran standar pada kertas putih a4. Satu hal yang perlu diingat, portofolio adalah hal yang menarik, jadi buat CV yang berada di dalam portofolio kalian juga menarik. Namun, saaat perusahaan meminta untuk mengirim CV dalam bentuk standar maka turutilah hal tersebut.
Kalian bisa mulai menuliskan biodata kalian baik nama, email, riwayat pendidikan atupun organisasi, bahkan alamat rumah kalian. Tambahkan juga persentase keahlian kalian, misalnya saja kemampuan kalian dalam berbahasa Inggris atau berbasa Jerman dan lain-lain.
Pada bagian ini buatlah seolah-olah kalian mengajak berbicara ada HRD ataupun orang membacanya. Kalian tidak perlu menulis terlalu banyak pada halaman ini, cukup menuliskan hal-hal penting yang ingin kalian tunjukkan pada pihak perusahaan. Pakailah bahasa yang sopan, jelas, dan padat karena HRD tidak akan membaca secara detail portofolio atau CV kamu.
Baca artikel lainnya : Tips Mendisiplinkan Diri Dalam Bekerja Secara Online
Masukkan proyek yang pernah kamu kerjakan
Pada portofolio yang tidak boleh ketinggalan adalah pencantuman karya atau proyek. Pada bagian ini kalian wajib sekali mencantumkan atau memasukkan karya yang sudah kalian buat. Baik karya tersebut merupakan karya pribadi maupun berupa karya komersial yang kalian buat untuk klien kalian. Ada beberapa hal yang perlu kalian garis bawahi saat memilih dan memasukkan karya pada portofolio kalian.
-
Jangan memasukan terlalu banyak karya
Pada sebuah portofolio yang ideal adalah memasukkan 8 hingga 10 karya atau projek yang kalian miliki. Masukkan sejumlah 8 hingga 10 karya tau projek yang kalian miliki kedalam portofolio kalian.
"Mengapa hanya 8 hingga 10 projek padahal saya mempunyai lebih banyak karya untuk saya tampilkan?"
Secara gampangnya, portofolio yang terlalu banyak menampilkan karya jadi terlihat tidak menarik dan terlihat seadanya. Saat kalian ingin menampilkan sesuatu kepada orang lain tentunya haruslah terbaik dari yang terbaik. Jadi tampilkan karya yang menurut kalian adalah karya terbaik diantara karya yang kalian miliki.
Salah satu alasan mengapa kalian perlu mengirimkan tidak lebih dari 10 karya adalah karena HRD juga tidak akan memeriksa secara maksimal semua karya kalian, karena hal tersebut akan memakan banyak waktu HRD, yang berbanding terbalik dengan jumlah lamarankerja yang masuk. -
Pilih karya terbaru kalian
Meskipun kalian memiliki banyak karya atau projek selama masa kalian berkarya, namun perlu diingat kerya tersebut juga memiliki masa kadaluarsanya. Kadaluarsa disini maksudnya karya tersebut mulai kehilangan keabsahannya. Maksimal kalian bisa menggunakan karya yang kalian miliki dari 2 tahun yang lalu. Apa lagi jika kalian akan melamar kerja di dunia industri kreatif tentu hal itu akan menjadi pertimbangan dari HRD.
Misalnya saja kalian akan melamar menjadi menjadi seorang desainer di suatu perusahaan game dankalian memasukkan karya kalian dari 5 tahun yang lalu. Tentu saja hal itu akan menajdi pertimbangan dari HRD, apakah kalian benar-benar masih tetap konsisten dengan karya-karya kalian tersebut atau tidak. Jadi meskipun kalian sudah lama berkecimpung di dunia industri kreatif, tetap gunakan karya terbaru kalian, itu bisa jadi salah satu nilai plus bagi kalian. -
Pahami tujuan dari karya kalian
Masih berhubungan dengan poin yang pertama, kalian juga harus memahami tujuan dari karya yang kalian masukan kedalam portofolio kalian. Jadi bukan semata-mata kalian melakukan latihan lalu memasukan kedalam portofolio. Jadi kalian harus mengetahui tujuan kalian membuat karya tersebut apa dan menyertakannya di dalam deskripsi karya kalian, sehingga pihak perusahaan atau HRD akan lebih jelas dan dapat menilai orisinalitas karya yang kalian masukkan kedalam portofolio.
Sertakan penghargaan yang kamu dapat
Di dalam portofolio kamu juga boleh menyombongkan diri kamu lho. Kamu bisa menyertakan penghargaan atau sertifikat pada acara bergengsi yang pernah kalian ikuti. Namun lagi-lagi jika kalian memiliki banyak daftar penghargaan atau daftar sertifikat yang pernah kalian ikuti, pilihlah penghargaan yang terbaik dan relevan dengan perusahaan atau pekerjaan yang akan kalian lamar. Sertakan penghargaan secukupnya dengan bahasa yang sopan dan jelas agar HRD atau pihak perusahaan dapat dengan mudah mengetahui informasi yang akan kalian sampaikan.
Baca Juga : Tips Membangun "Art Portofolio" yang Menggaet Perusahaan
Portofolio unik, rapi dan praktis
Tips terakhir adalah buatlah portofolio kalian terlihat unik, rapi dan terlihat praktis. Portofolio yang unik tentu saja akan memberikan perhatian pada HRD untuk melihat atau membuka portofolio kalian. Unik bukan hanya pada tampilan dari portofolio kalian saja namun juga bisa berasal dari kesan yang didapat HRD tersebut setelah melihat atau membuka portofolio kalian.
Kemudian susunlah portofolio kalian dengan rapi sehingga HRD yang memeriksa portofolio kalian tidak akan kesulitan dalam mencari informasi di dalam portofolio yang kalian berikan. Yang terakhir adalah praktis, buat portofolio kalian terasa praktis tidak memberikan informasi yang berlebihan namun juga tidak kurang.
Nah itu tadi beberapa tips dalam menyusun portofolio agar HRD mau melirik portofolio yang kamu krimkan. Selain penyusunan portofolio yang benar dan menarik hal lain yang menunjang HRD untuk mau membaca portofolio serta lamaran kerja kalian adaalah sopan santun yang kalian tunjukkan baik di dalam portofolio maupun cara kalian dalam berkomunikasi dengan HRD meskipun hal tersebut hanya melalui email maupun pesan singkat.
Baca artikel menarik lainnya :
- Menjadi Lebih Produktif dengan KAIZEN
- Tips Membangun Tanggung Jawab Agar Disiplin dalam Magang Online
- Tips Pintar Agar Diangkat Menjadi Pegawai Tetap Setelah Magang
- Istilah Dalam Dunia Kerja Yang Perlu Kamu Tahu Ketika Magang