Soleh Eko Wibowo (20), seorang pelajar SMK menggegerkan publik karena kisah perjuangannya yang menyentuh dalam proses menempuh pendidikan di SMK Teruna Jaya 1 Gunungkidul. Ia rela memulung sampah sepulang sekolah demi menyambung hidup.
Tempuh Perjalanan 15 Km
Pelajar berusia 20 tahun itu merupakan siswa jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran. Setiap harinya, untuk sampai ke sekolah, Soleh harus menempuh perjalanan 15 km menggunakan sepeda ontelnya.
Soleh merupakan warga Dusun Jeruklegi, Kalurahan Katongan, Kapanewon Nglipar. Dia tinggal bersama ibu dan ayah sambungnya, sebab orang tua kandungnya telah bercerai. Soleh juga memiliki dua adik yang duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK).
Dalam sebuah wawancara dengan media, Soleh mengungkap bahwa ibunya berprofesi sebagai seorang tukang kebun. Terkadang, sang ibu juga menjual makanan jika ada yang memesan. Sementara ayah sambungnya merupakan seorang kuli bangunan.
Sebelum berangkat menggunakan sepeda seperti sekarang, Soleh dulunya rela menempuh perjalanan 15 km berjalan kaki untuk sampai ke SMK Teruna Jaya 1 Gunungkidul.
Tentu, itu merupakan perjalanan yang jauh dari kata mudah. Namun, Soleh melakukannya demi menunaikan kewajibannya belajar dan menggapai cita-cita.
Beruntung, setahun setelahnya dua orang dermawan yang merupakan seorang guru di sekolahnya dan seorang warga di Nglipar memberinya sebuah sepeda yang dipakai sampai sekarang. Saat ini sudah 2 tahun Soleh berangkat sekolah menggunakan sepeda itu.
Rela Mengais Sampah
Setiap pulang sekolah, Soleh rela mengais sampah dalam perjalanan 15 km menuju rumah. Soleh menyadari dia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Karenanya ia mencari penghasilan untuk tambahan memenuhi kebutuhan sekolah dan kebutuhan lainnya.
Dengan sepeda ontelnya, ia kerap berhenti saat melintasi pembuangan sampah. Soleh terlihat mengais tumpukan sampah untuk mencari plastik bekas air minum dan barang bekas berharga lainnya. Kegiatan memulung itu sudah dilakoninya sejak awal masuk SMK.
“Sejak masuk SMK saya sudah memulung sampah,” terang Soleh, mengutip iNews Yogya.
Barang-barang bekas yang dikumpulkannya akan dijual per dua pekan sekali. Biasanya, Soleh mendapatkan uang mulai dari Rp15.000 - Rp25.000. Uang yang didapatkannya dipakai untuk membeli kuota internet dan diberikan kepada sang ibu untuk biaya sekolah adiknya.
Sebenarnya, Soleh telah mendapatkan bantuan untuk biaya pendidikannya dari donatur. Tetapi karena kebutuhan, ia tetap memulung barang bekas. Ia mengaku tak malu.
Selain sepulang sekolah, kegiatan mencari barang bekas itu juga dilakoninya setiap libur sekolah. Tak jarang ia mencari barang bekas hingga puluhan kilometer menggunakan sepedanya.
Hobi Membuat Animasi dan Komik
Soleh juga memiliki ketertarikan di bidang animasi dan komik. Ia kerap membuat video animasi pendek dan komik-komik singkat yang diunggahnya di sosial media Instagram @solehekowibowo.
Menurut Kepala SMK Teruna Jaya, Supater Murbo Pribadi, Soleh tergolong siswa biasa selayaknya siswa pada umumnya, tetapi yang membedakan, Soleh memang lebih tekun dibanding siswa-siswi lainnya.
Setiap hari, Soleh datang lebih awal dan pulang paling kahir. Supater menyebut, sebelum pulang Soleh akan menghabiskan waktu di sekolah untuk mengedit animasi dan komiknya menggunakan wifi sekolah.
"Sebelum mencari barang bekas, biasanya Soleh mengedit animasi dan komik pakai Hp di sekolah. Karena di sekolah kan ada WiFi, biasanya dia memanfaatkan WiFi sekitar satu jam," papar Supater, melansir Detik Jogja.
Ingin Jadi Konten Kreator
Alasan Soleh mengunggah video animasi dan komiknya di sosial media Instagram adalah dengan harapan ia bisa menghasilkan uang lewat karya-karyanya. Ya, Soleh rupanya bercita-cita menjadi seorang konten kreator.
"Dari SMP saya senang membuat komik dan animasi video pendek. Karena itu cita-cita saya ingin jadi konten kreator atau berjualan angkringan," kata Soleh, mengutip Detik Jogja.
Menurut Soleh, dulunya ia aktif di YouTube dan memiliki 500 pengikut. Namun, YouTube itu hilang, sehingga Soleh kembali membangun akunnya dan berharap mendapat dukungan.
"Dulu YouTube saya sudah 500 pengikut, tapi hilang. Sekarang mulai lagi, baru 70-an pengikut," tuturnya, dikutip dari Kompas.com.
Selain ingin menjadi konten kreator, pelajar yang lahir pada 27 September 2003 itu memiliki cita-cita sederhana ingin berjualan angkringan. Sebagai seorang Kepala Sekolah, Supater juga mendukung cita-cita Soleh untuk menjadi konten kreator. Ia berharap untuk kesuksesan anak didiknya.
Baca Juga : Siswa TKJ SMKN 1 Semendawai Suku III Perluas Wawasan Teknologi Melalui Kunjungan Industri ke GAMELAB
Penutup
Semangat luar biasa yang ditunjukkan oleh Soleh mengingatkan kita pada sebuah pepatah bahwa:
"Orang yang paling sukses adalah yang selalu memiliki tekad kuat untuk tidak pernah menyerah, bahkan ketika segalanya tampak sulit".
Diharapkan, kisah Soleh memacu adik-adik SMK lain untuk tidak menyerah dalam mengejar cita-cita mereka. Terlebih saat ini, siswa-siswi SMK dibekali dengan beragam program untuk membantu meningkatkan keterampilan.
Di antaranya melalui program magang, hingga mengikuti Kelas Industri. Dua kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan cara bekerja sama dengan Gamelab
melalui link ini.