BERITA SMK Viral! Lulusan SMK Raup Omzet Rp100 Juta, Kok Bisa?

Viral! Lulusan SMK Raup Omzet Rp100 Juta, Kok Bisa?

Oleh Rifka Amalia | Selasa, 15 Agustus 2023

Viral! Lulusan SMK Raup Omzet Rp100 Juta, Kok Bisa?

Inilah kisah lulusan SMK yang sukses meraih omzet Rp100 Juta. Dia adalah Muhammad Azka Farhan, lulusan SMKN 9 Bandung yang berbisnis sari buah lemon sejak masih duduk di bangku sekolah.

Ciptakan lingkungan belajar yang lebih MENYENANGKAN dengan GAME-BASED LEARNING!

Aktivitas di kantor membosankan?
Karyawan engangement kurang?
GAMIFIKASI-IN aja!

Daftar Isi Artikel

Belakangan ini, viral kisah Muhammad Azka Farhan, seorang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari Bandung yang sukses berjualan dan meraih omzet Rp100 juta per bulan.

Meski usianya masih muda, Azka telah membuka lowongan pekerjaan untuk orang lain berkat usaha yang dikembangkannya. Kesuksesan Azka Farhan tak lepas dari pembelajaran berbasis proyek alias project based learning (PBL) yang didapatkannya selama menempuh pendidikan di SMK.

Lulusan SMK Raup Omzet Rp100 Juta

Kisah Azka Farhan dalam meraih kesuksesannya telah diabadikan dan diapresiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Belum lama ini, tepatnya pada Sabtu, 12 Agustus 2023, Azka Farhan turut hadir dalam acara gelar wicara di Pameran UMKM Nasional 2023, di Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah.

Muhammad Azka Farhan merupakan alumnus SMKN 9 Bandung yang sukses menjalankan bisnis berjualan sari buah lemon yang diberi merek One'D Lemon. Pembekalan vokasi di SMK telah membekali Azka dengan berbagai keterampilan yang turut mendorongnya meraih kesuksesan.

Bermula Saat Pandemi Covid-19

Dalam gelar wicara tersebut, Azka mengisahkan bahwa bisnisnya mulai berjalan saat pandemi Covid-19 merebak di Indonesia. Saat itu, Azka yang memang kerap mengonsumsi sari buah lemon ini menyadari banyak orang membutuhkan vitamin C. Ia lantas memanfaatkan peluang tersebut untuk menjual sari buah lemon yang sering dikonsumsinya.

Meski demikian, Azka tidak langsung berhasil. Ia mengalami sejumlah kegagalan dalam proses menjual sari buah lemon tersebut. Di awal-awal menjalani bisnisnya, Azka menghadapi kendala yang membuat produknya rusak karena cairan.

Saat dalam pengiriman, produk sari buah lemon milik Azka justru pecah. Namun, Azka tidak menyerah. Ia bangkit, mencari sumber masalahnya, dan terus melakukan riset agar bisa memperbaiki produknya.

Sampai lah Azka pada kesimpulan bahwa buah lemon yang dijualnya kurang tepat. Jenis buah yang dipakainya membuat produknya rusak dalam pengiriman. Saat itu, ia menggunakan buah lemon impor California yang rupanya memiliki kandungan gas yang tinggi. Hal itu menyebabkan sari buah lemon membuat botol kemasannya mengembang dan berujung pecah.

Azka kemudian melakukan riset dengan bertanya kepada petani-petani tentang buah lemon. Ia kemudian menemukan buah lemon yang pas untuk berjualan, yakni buah lemon lokal premium asal Palembang. Menurut Azka, hasil dari sari lemon tersebut bagus dan aman dikirimkan ke seluruh Indonesia.

Belajar Digital Marketing

Tidak berhenti di situ saja, Azka terus mengembangkan keterampilannya dengan mempelajari digital marketing. Ia ingin memanfaatkan sosial media untuk meningkatkan penjualannya. Azka juga melakoni semuanya sendiri, mulai dari membuat konten, live streaming, dan strategi-strategi penjualan lainnya.

Lulusan SMK Raih Omzet Rp100 Juta - GAMELAB.ID

Terus Mengasah Keterampilan

Dalam satu bulan, Azka Farhan berhasil meraup omzet Rp100 juta. Bisnis yang sudah mulai digelutinya saat ia duduk di bangku SMK ini bahkan mengantarkannya pada membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Azka kini telah memiliki 8 karyawan yang membantunya.

Sebagai seorang lulusan SMK yang sukses, nyatanya Azka tidak berpuas diri. Ia terus belajar dan mengasah keterampilan. Pasca-lulus SMK, Azka memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Bina Nusantara (Binus) jurusan Creativepreneurship. Ia belajar lebih lanjut tentang manajemen bisnis karena ingin semakin mengembangkan produknya.

Pada acara gelar wicara tersebut, Azka juga memberikan pesan kepada anak-anak muda yang ingin terjun menjadi wirausaha. Ia mengatakan, untuk menjadi seorang wirausaha, kita harus memiliki pola pikir atau mindset yang positif. Ia menegaskan bahwa wirausaha tak boleh takut mencoba. Bahkan jika gagal, seorang wirausaha harus bangkit kembali, terus belajar, melakukan riset, dan memperbaiki kesalahan.

“Jangan mencoba untuk menyerah dan menyerah untuk mencoba. Harus konsisten, fokus, dan profesional,” tutur Azka.

Pentingnya Pendidikan Vokasi

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wardani Sugijanto mengurai betapa penting peranan pendidikan vokasi dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Wardani menuturkan, bonus demografi pada tahun 2030 akan menjadi sangat menguntungkan bagi Indonesia karena banyak mencetak wirausaha muda. Menurutnya, pendidikan di SMK menyiapkan lulusan yang dibutuhkan oleh dunia kerja, membekali para alumninya dengan keterampilan dan berbagai insentif yang bisa dimanfaatkan untuk berwirausaha.

"Untuk itu, mari masuk ke pendidikan vokasi. Kami akan menyiapkan anak-anak Anda menjadi enterpreneur muda, baik di jenjang pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi,” ujar Direktur SMK Wardani Sugijanto.

Adanya Projek Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) di SMK yang sesuai dengan kebijakan Kurikulum Merdeka, membuat masing-masing SMK bisa menyiapkan program pengembangan untuk siswanya.

Wardani juga menambahkan bahwa Teaching Factory menjadi inkubator yang bisa mendorong siswa untuk terjun langsung melakukan praktik sesuai dengan standar industri.

Sebagai informasi, Teaching Factory (TEFA) merupakan konsep pembelajaran dengan orientasi pada produksi dan bisnis, yang membawa konsep pembelajaran industri ke sekolah demi menghasilkan lulusan yang berkualitas dan dibutuhkan oleh industri.

Di samping Teaching Factory, pembelajaran berbasis proyek menjadi hal yang sangat penting bagi peserta didik. Melalui pembelajaran berbasis proyek atau project based learning, siswa-siswi SMK bisa membuat projek kreatif dengan melihat potensi keaarifan lokal, termasuk mendukung UMKM lokal, dan lainnya.

Azka sendiri menyebut bahwa pendidikan vokasi menyiapkan praktik yang baik yang membekali siswanya untuk mengembangkan keterampilan.

“Pendidikan vokasi sudah sangat memadai, dari fasilitas, praktik baik, hingga memotivasi agar siswa dan siswi SMK mempunyai keinginan berwirausaha, bahkan membuat siswanya memiliki karakter wirausaha. Di SMK juga diajarkan cara memasarkan produk (marketing), lalu ada banyak program workshop, dan ada juga yang mendatangkan UMKM langsung ke sekolah sebagai praktik baik,” sebut Azka.

Apa Itu Project Based Learning?

Project Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis proyek merupakan pendekatan di mana peserta didik diberi kesempatan untuk terlibat dalam proyek-proyek nyata, sehingga siswa tidak hanya mempelajari hal-hal teoritis, tetapi juga memahami bagaimana penerapan praktis sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari.

Pembelajaran PBL umumnya melibatkan bagaimana cara memecahkan masalah, penelitian, analisis proyek, desain, dan implementasinya. Proyek ini akan dilaksanakan bersama tim dengan bimbingan dari guru.

Namun, siswa memiliki kendali paling besar dalam mengatur langkah-langkah untuk merampungkan proyeknya. Para siswa akan diminta mengumpulkan data, merencanakan strategi, menguji hipotesis, dan hal-hal lainnya yang relevan dengan keterampilan yang mereka pelajari.

Setelah proyek selesai, para siswa akan diminta untuk menguraikan pekerjaan yang mereka lakukan. Hasil ini dapat dipaparkan dalam bentuk presentasi, produk fisik, laporan, maupun demonstrasi.

Pembelajaran berbasis proyek memiliki prinsip, yakni siswa harus aktif dan praktis mengerjakan proyek yang menarik dan bermakna, penerapan pembelajaran kolaboratif, penerapan pengetahuan dan keterampilan dalam konteks nyata, pembelajaran yang berproses pada siswa, evaluasi yang berfokus pada kualitas, juga evaluasi keterampilan.

Lulusan SMK Raup Omzet Rp100 Juta - GAMELAB.ID

Baca Juga : Serunya Kunjungan Industri, Buktinya SMKN 1 Majalengka Kunjungan Kali Ketiga ke Gamelab Indonesia

Penutup

Kisah Azka Farhan menambah bukti bahwa lulusan SMK bisa bersaing di dunia kerja dan bahkan mencapai kesuksesan dengan usaha yang dikembangkannya sendiri. Bukankah kamu juga ingin meraih sukses seperti Azka? Jika iya, jangan lupa pesan Azka untuk tidak takut mencoba, jangan menyerah, dan teruslah belajar.

Modal, tekad, dan semangat yang diuraikan oleh Azka juga harus dicontoh jika kamu ingin meraih kesuksesan yang sama, atau bahkan lebih. Kemendikbudristek mengungkap, teaching factory dan project based learning turut membantu para siswa SMK mengembangkan keterampilannya sehingga mampu menciptakan peluang usaha sendiri.

Adapun pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan keterampilan dan terlibat dalam proyek nyata juga bisa kamu lakukan di GAMELAB.ID. Khususnya, jika kamu ingin bergelut di bidang kreatif.

Materi pembelajaran berbasis proyek di GAMELAB.ID juga telah disesuaikan dengan kurikulum industri. Ada berbagai kelas dan pelatihan di bidang teknologi, desain dan multimedia, juga bisnis dan manajemen yang bisa kamu ikuti.

Yuk, jadi individu yang siap terjun ke dunia kerja. Temukan kelas yang ingin kamu pelajari, kembangkan keterampilan di bidang yang relevan, dan segera daftarkan dirimu melalui link berikut.


Rifka Amalia

Rifka Amalia

Selasa, 15 Agustus 2023

ARTIKEL TERKAIT

Magang lebih mudah dan bisa dilakukan dari mana saja dengan Program Magang Online Gamelab. Magang Bersertifikat, plus Pelatihan!

DAFTAR MAGANG

ARTIKEL POPULER

KATEGORI